Bumi Hadapi Badai Matahari Besar

Bumi sedang menghadapi dampak terburuk “badai matahari”yang akan mengganggu satelit komunikasi, membuat pesawat tak bisa terbang, dan memicu pemadaman listrik besar-besaran.


Para ahli astronomi kemarin memperingatkan bahwa manusia saat ini lebih rapuh terhadap badai matahari besar daripada sebelumnya. Menurut mereka, bumi juga harus bersiap menghadapi bencana mirip Katrina. Letusan besar matahari akan menyebarkanradiasidanmengirimkan partikel ke Bumi.Akibatnya,sistem satelit yang digunakan untuk sinkronisasi komputer,navigasi pesawat, dan jaringan telepon rusak. Kepada Asosiasi Amerika untuk Kemajuan Ilmiah (AAAS) di Washington, beberapa ahli menuturkan, jika badai itu sangat kuat, dia bisa mengganggu pasar saham dan menyebabkan pemadam listrik selama berpekan-pekan bahkan berbulan-bulan.Peluang gangguan dari antariksa mulai menguat karena matahari memasuki periode aktifnya dari siklus alamiah 11—12 tahun.

Bumi sudah merasakan kekuatan letusan matahari pekan lalu ketika letusan matahari terkuat dalam lima tahun mengirimkan aliran plasma yang meluncur ke bumi dengan kecepatan 580 mil/detik. Badai itu menciptakan aurora spektakuler dan menyebabkan gangguan komunikasi radio. “Masalah cuaca antariksa sudah ditangani secara serius. Kita mengalami periode cuaca antariksa yang relatif tenang, tapi kita tidak bisa mengharapkan masa-masa seperti itu berlanjut,” tutur kepala penasihat ilmiah pemerintahan Inggris Profesor Sir John Beddington. Dia menuturkan, saat ini, potensi kerapuhan terhadap sistem kita meningkat drastis, apakah itu aliran dalam sistem listrik atau penggunaan GPS dalam seharihari. Situasi telah berubah sehingga para ahli harus memikirkan kemampuan, baik dalam mengategorikan, menjelaskan, dan memberikan peringatan dini ketika tipe cuaca antariksa itu terjadi.

Badai matahari itu disebabkan ledakan besar di matahari. Ledakan itu membebaskan gelombang sinar-X dan radiasi ultraviolet yang masuk ke bumi dalam hitungan menit. Hal itu mengganggu sinyal radio dan merusak alat elektronik satelit. Sekitar 20 menit berikutnya, terjadilah ledakan partikel energetik yang menyebabkan lebih banyak gangguan pada satelit—lalu pada 15—30 jam berikutnya, diikuti luncuran plasma yang bertabrakan dengan ladang magnetik Bumi. Plasma itu menciptakan aurora—cahaya utara—dan dapat memicu arus listrik dalam aliran listrik dan kabel. “Bukan masalah kalau-kalau, tapi masalahnya adalah kapan dan seberapa besar,” ujar Jane Lubchenco, kepala Administrasi Samudra dan Atmosfer Nasional Amerika Serikat (AS).

“Terakhir kali kita mengalami siklus matahari maksimal pada 10 tahun lalu. Saat itu, bumi adalah tempat yang berbeda. Saat ini, telepon seluler ada di mana-mana.Banyak hal yang harus kita pastikan hari ini yang lebih mudah terkena proses cuaca antariksa ketimbang yang terjadi pada badai matahari sebelumnya.” Menurut Lubchenco,badai matahari pekan lalu telah mengilustrasikan pentingnya memperhatikan cuaca matahari. “Itu adalah badai matahari terkuat dalam empat tahun.Akibatnya,pesawat dari kawasan kutub terpaksa di rute ulang sebagai antisipasi kemungkinan bahwa komunikasi radio mereka tidak akan beroperasi.

Hasilnya, banyak orang mengeluhkan penerbangan, meningkatkan biaya maskapai karena rute yang lebih panjang, dan lebih banyak bahan bakar yang dipakai,”paparnya. Matahari mengalami siklus aktif reguler rata-rata 11 tahun.Badai matahari besar terakhir terjadi pada 2001 dan berikutnya diperkirakan akan terjadi pada 2013. Sementara badai matahari pertama dicatat ahli astronomi Inggris Richard Carrington pada 1859. Dalam beberapa puluh tahun terakhir,badai geomagnetik matahari juga telah diteliti.Badai matahari besar salah satunya terjadi pada 1972 yang menyebabkan putusnya komunikasi telepon jarak jauh di negara bagian Illinois, AS.

Sementara badai matahari pada 1989 memicu badai geomagnetik yang mengganggu transmisi listrik dan menyebabkan pemadam listrik di seluruh kawasan di Provinsi Quebec,Kanada.

0 komentar:

Posting Komentar

Hidup Adalah Lelucon Yang Baru Saja Dimulai