Pakar Komputer Jerman: Mossad Dalangi Virus Stuxnet

CALIFORNIA (Berita SuaraMedia) – Seorang pakar keamanan komputer Jerman mengatakan pada hari Kamis bahwa dia yakin AS dan Mossad Israel melepaskan virus jahat Stuxnet di program nuklir Iran.

"Menurutku Mossad terlibat," ujar Ralph Langner saat membahas analisis mendalamnya tentang Stuxnet di sebuah konferensi TED prestisius di kota Long Beach, Southern California.

"Tapi sumber utamanya bukan Israel. Hanya ada satu sumber utama, dan itu adalah AS."

Muncul spekulasi meluas bahwa Israel berada di balik virus Stuxnet yang menyerang komputer-komputer di Iran dan Teheran menyalahkan Israel dan AS karena membunuh dua ilmuwan nuklir negaranya di bulan November dan Januari.

"Ide di balik virus komputer Stuxnet sebenarnya sangat sederhana," ujar Langner. "Kita tidak mau Iran memiliki bom."

Kode jahat ini dibuat untuk diam-diam mengambil kendali katup dan rotor di pabrik nuklir Iran, menurut Langner.

"Kode itu dibuat oleh orang-orang yang jelas memiliki informasi dalam," ujarnya. "Mereka mungkin juga tahu ukuran sepatu operatornya."

Stuxnet menarget sistem kendali komputer yang dibuat oleh raksasa industri Jerman Siemens dan biasanya digunakan untuk mengelola suplai air, alat pengebor minyak, pembangkit listrik, dan infrastruktur penting lainnya.

"Idenya adalah untuk menghindari sistem data digital sehingga operator manusia tidak bisa sampai ke sana cukup cepat," ujar Langner.

"Ketika sistem keamanan digital dikorbankan, hal-hal yang sangat buruk bisa terjadi, pembangkit listrik bisa meledak."

Sebagian besar infeksi Stuxnet telah ditemukan di Iran, menimbulkan spekulasi bahwa virus itu dimaksudkan untuk menyabotase fasilitas nuklir di sana. Virus tersebut dibuat untuk mengenali sistem yang akan diserangnya.

New York Times melaporkan di bulan Januari bahwa agen intelijen AS dan Israel bekerjasama untuk mengembangkan virus komputer itu untuk menyabotase upaya Iran membuat bom nuklir.

Rusia menyerukan agar NATO meluncurkan sebuah penyelidikan ke dalam virus komputer yang menarget sebuah pembangkit tenaga nuklir Iran buatan Rusia, mengatakan bahwa insiden itu bisa memicu Chernobyl baru.

Utusan Rusia untuk NATO di bulan Januari mengatakan bahwa Stuxnet menyebabkan sentrifuse yang memproduksi uranium diperkaya di pabrik Bushehr berputar lepas kendali, yang bisa menimbulkan "tragedi Chernobyl" baru, kehancuran nuklir di Ukraina tahun 1986.

"Operator melihat di layar mereka bahwa sentrifuse bekerja normal ketika sebenarnya sudah lepas kendali," ujar Dmitry Rogozi.

Rusia membantu Iran membangun sebuah pembangkit tenaga nuklir di kota Bushehr untuk keperluan sipil. (rin/afp) www.suaramedia.com

0 komentar:

Posting Komentar

Hidup Adalah Lelucon Yang Baru Saja Dimulai